Sepakbola bisa dibilang tak pernah sepi dari
para penikmat. Entah daya tarik apa yang membuat penontonnya selalu padat. Baik melihat
di stadion ataupun lewat layar televisi sepakbola selalu jadi tontonan yang
memikat. Hiruk pikuk suporter yang menggelora. Kesatuan semangat yang tetap membara.
Hingga tawa suka atau rautan duka pun ada dalam sepakbola.
Sejak kecil dalam dunia sepakbola penulis
(mungkin juga pembaca) sering mendengar istilah "Bola itu
bundar!!". kalau boleh ditafsirkan istilah tersebut bermakna bahwa apapun
bisa terjadi dalam sepakbola. Saat bola bundar masih bergulir, selama peluit tanda
berakhir belum brbunyi, kedua tim masih punya kesempatan untuk merubah nasib
masing-masing. Yang kalah bisa menang atau sebaliknya yang sedang dalam posisi
menang bisa jadi malah kalah. Meski waktu akhir permainan sudah masuk hitungan
detik sekalipun, melulu ada kesempatan merubah keadaan. Yang menarik, tim “kroco
pilek” pun tak jarang menjungkalkan tim dominan dengan pemain bintang yang bertaburan.
Begitulah spkbola. Hasil akhirnya sulit
diterka. Dan sepertinya itu yang terlihat dalam final liga champion (kompetisi
antar klub eropa) yang mempertemukan Real Madrid dengan Atletico Madrid, Sabtu
(24/5) di staion Lisbon Portugal. Semua antek Atletico mengira mereka akan
juara. Bagaimana tidak!! hingga waktu tambahan yang akan brakhir kurang dari
dua menit mereka masih unggul atas lawannya. Suka cita official tim dan
suporter pun semakin kentara, termasuk rekan dari turki yang kebetulan nonton
bareng dengan penulis, yang juga pndukung mutlak Atletico dengan icon ardan
turan-nya yang notabene berkebangsaan turki.
Dilain sisi, raut duka petinggi dan
suporter Real Madrid jelas terlihat. Alih-alih mewijudkan La Decima (juara kesepuluh
kali) seakan sirna. Gempuran tim kesayangan
mereka yang bertubi-tubi seperti sia-sia. Mungkin satu yang mereka
butuhkan saat peluit tanda berakhir akan ditiup, kesiapan mental dan kebesaran
hati menerima tahta jawara direbut tim lawan.
Namun lagi-lagi bola itu benar-benar
bundar. Semua menjadi masih mungkin sebelum peluit ditiup. perjuangan sekecil
apapun sangat berharga dalam sepakbola. Ketidak tenangan dan kurang hati-hatipun
bisa jadi petaka. Dan betul saja, tepat kurang dua menit waktu usai Atletico mendapatkannya
dalam sepakbola. Keunggulan mereka buyar setelah tim lawan menyamakan kedudukan.
Semua cemas. Sedang mesin semangt tim lawan esmakin memanas. Hingga akhirnya
suka mereka menjadi duka, duka lawan berujung tawa bahagia. Yah, Real Madrid akhirnya
kluar dr tekanan, membalikkan keadaan dan menang untuk juara.
Selalu ada suka dan duka dalam sepakbola.
Meminjam celotehan salah satu komentator arabnya, harus ada menang-kalah dalam
suatu pertandingan puncak. yang menang ber-euforia dengan pesta ceria. Sedang yang
kalah tak sedikit menangis dirundung nestapa.
Jika sepakbola termasuk bagian mikro dari
roda kehidupan, tentu kehidupan yang lebih besar cakupan pertarungannya pun selalu
ada suka dan duka. Melulu menyimpan kesempatan-kesempatan yang laik dicoba.
Tapi satu yang patut disadari, pertempuran (ikhtiar) manusia berarti tidak selamanya
mulus. ada saat dimana manusia bahagia. Dalam keadaan tersebut tugas manusia
tak boleh alpa mensyukurinya. Ada momen dimana manusia harus siap dengan nuansa
duka. Menelan pil pahit kegagalan sementara. Dan kesiapan mental untuk bersikap
ikhlas menerima (qanaah) dan sabar adalah kuncinya. Tentu tanpa melupakan
kontemplasi untuk tetap semangat bangkit dan merengkus hasil terbaik. Bravo
Sepakbola!!
Istanbul, 25 Mei 2014