Minggu, 20 Mei 2012

Bayern, Final, Dan “Mungkin” Sebuah Kutukan

Oleh: Ali Syahbana*

Musy mumkin (tidak mungkin)!, ghairu ma’qul (tak masuk akal)…!, Allah…Syuff (lihat)! Syuff! Syuff!. Begitulah komentator Al Jazeera Sports, sebuah stasiun televisi arab yang aktif menyiarkan pertandingan olahraga terlebih sepakbola, meluapkan ekspresinya saat mengomentari peluang-peluang emas Bayern Munchen saat melakoni final Liga Champions melawan Chelsea, sabtu 19 Mei 2012 waktu setempat.

Yah, final yang dramatis dan tragis. Sebuah pertandingan yang secara matematis harusnya menjadi milik Bayern pun harus lenyap dalam raupan.  Bagaimana tidak, hampir sepanjang permainan Bayern tak henti-henti memborbardir gawang Chelsea yang dikawal Petr Cech. Peluang demi peluang terciptakan, termasuk hadiah pinalti saat waktu tambahan, tak jua memberikan keuntungan.

Bermain di depan publiknya sendiri Bayern dipaksa harus gigit jari dan menjadi penonton akan euforia kemenangan Chelsea. Bayern harus kalah untuk ketiga kalinya dalam final Liga Champions sejak 1999.

Pada 26 Mei 1999 Bayern melakoni final melawan MU di Stadion Camp Nou, Barcelona. Saat itu mereka berkesempatan besar mengangkat trofi Liga Champions. Di waktu normal 90 menit Bayern unggul 1-0 atas tamunya melalui gol Mario Basler. Artinya, tinggal hitungan menit mereka akan ternobatkan sebagai jawara eropa. Tp apa yg terjadi? Keberuntungan tak berpihak. Saat masa injury time Teddy Sheringham dan Solskjaer merubah keadaan. Dua gol mereka membuyarkan impian Bayern. Dan ini menjadi kekalahan pertama Bayern sebelum takluk dalam final melawan Chelsea.

Kekalahan kedua terjadi saat final Liga Champions tanggal  22 Mei 2010. Entah masih trauma akan kegagalan final sebelumnya atau seperti mendapat sebuah kutukan, dengan mudahnya Bayern dikalahkan Inter Milan dengan skor 2-0. Adalah dua gol Diego Milito yang mengandaskan impian mereka menjadi juara.

Yang terakhir, sebagaimana masih hangat dalam pembicaraan, lagi-lagi Bayern harus menelan pil pahit saat harus kalah oleh Chelsea dalam final Liga Champions tanggal 19 Mei 2012. Bermain di kandang sendiri, Allianz Arena. Didukung penuh oleh publiknya. Mendominasi sepanjang permainan. Berkesempatan menang setelah sempat unggul hingga menit ke 88. Tapi naas bagi Bayern. Seolah benar-benar mendapat kutukan final, Didier Drogba mencetak gol penyama kedudukan dan membuat pertandingan harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Dalam babak tambahan seisi stadion seolah sumringah saat wasit menunjuk titik putih untuk Bayern setelah Drogba melanggar Frank Ribery dalam kotak terlarang. Tapi benar-benar sial bagi Tuan Rumah. Tendangan Arjen Robben selaku eksekutor mampu diblok dengan baik oleh Petr Cech, penjaga gawang Chelsea. Pertandingan pun harus diakhiri dengan adu tendangan pinalti dengan Chelsea keluar sebagai pemenangnya.

Tercatat juga selain rentetan kegagalan dalam final Liga Champions, tanggal 19 Mei 2012, Bayern yang punya kesempatan menjuarai DFB Pokal atau piala jerman pun harus menikmati kekalahan telak dengan skor 5-2 atas Borussia Dortmund di partai puncak.

dengan kenyataan diatas, Bayern seolah mendapat kutukan kegagalan saat harus melakoni partai final. Lantas sampai kapan kutukan itu akan berakhir? Menarik dinanti.

* Penikmat sepakbola.

»»  Bismillah Ku Lanjut Baca...